top of page
Search
  • Writer's picturesyahbandartangsel

SEJARAH PERGURUAN SYAHBANDAR

Updated: Mar 24

A. SEJARAH AWAL DI JAKARTA


Organisasi/Perguruan ini pertama kali didirikan pada hari Jumat, tepatnya yaitu pada tanggal 2 Januari 1970 di Jakarta dengan nama Perguruan Ilmu Beladiri Tenaga Dalam “Syahbandar” dan berbadan hukum dalam bentuk yayasan “Syahbandar” dengan akte notaris nomor 58 serta dipimpin oleh seorang Ketua Umum Lembaga pada saat itu yang dijabat oleh Nano Priyatna, beliau juga sekaligus merupakan salah satu dari Guru Besar dan Pendiri Perguruan (Ketua Dewan Pendekar).


Nano Priyatna dilahirkan di Gorontalo pada tanggal 4 Juni 1925, dalam keterangan sebagian rayon perguruan atau daerah lain menyebutkan bahwa beliau memiliki nama lengkap Nano Supriatna atau Nano Sanusi (Prayitno) bin Rais Taulan, beliau dilahirkan di Semarang pada tanggal 4 Juni 1932 dan wafat didaerah Cibinong pada tanggal 18 Mei 1999, atau berusia hampir 67 Tahun, namun bila merujuk pada tanggal kelahirannya di Gorontalo maka diperkirakan usianya hampir mencapai 74 Tahun.


Beragam informasi yang berkembang berbeda-beda dari setiap pengurus daerah mengenai sejarah dari tokoh pendiri perguruan ini disebabkan oleh terbatasnya keterangan dalam mengarsipkan riwayat-riwayat perguruan oleh para pendahulu.


Perguruan Ilmu Beladiri Tenaga Dalam “Syahbandar” yang didirikan dan diajarkan langsung oleh Abah Nano Priyatna ini menyimpan nilai-nilai luhur yang termuat didalam motonya yang tertulis sebagai berikut :


  1. Azas manfaat adalah salah satu jalan menuju prestasi dan prestise seseorang.

  2. Sikap mental yang selalu berpandangan bahwa hari ini kami belajar dan berlatih lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.

  3. Taqwa, Akasa, Wira dan Karya (senantiasa berusaha menciptakan perbuatan dan pekerjaan yang soleh, berlandaskan sifat keperwiraan serta selalu menghormati pendapat orang lain dengan lapang dada).

  4. Aku adalah engkau, artinya jikalau anda tidak senang dicubit, janganlah anda mencubit orang lain (cinta kasih).


Berdasarkan literatur yang dapat ditemui dari silsilah jalur keilmuaan yang diarsipkan oleh rayon perguruan yang berada didaerah Bekasi, dalam arsipnya yang berjudul silsilah Syahbandar Indonesia, keilmuan ini diawali oleh Mama Kosim dan secara berurutan diteruskan oleh para tokoh-tokoh Pendekar sebagai berikut ini :

  1. Abah Nuh,

  2. R. Sahid,

  3. R. Mama Karta,

  4. Abah Enceng Husen,

  5. H. Abdullah,

  6. Madi

  7. Kari.


Berdasarkan tokoh-tokoh yang disebutkan diatas dalam keterangannya tersebut terdapat silsilah lanjutan pada jalur R. Mama Karta dan H. Abdullah. Pada silsilah tersebut disebutkan bahwa jalur H. Abdullah memiliki garis penerus yang sejajar yaitu terdapat 3 tokoh diantaranya yaitu Ibu Bojong, K.H Ahmad Rosad dan K.H. Ahmad Galagamba.


Sementara pada silsilah jalur R. Mama Karta sendiri juga memiliki 3 tokoh yaitu Nano Priyatna, Abah Adang dan Abah Entong. Ilmu Syahbandar yang diperoleh oleh Nano Priyatna dan menjadi cikal bakal dari berdirinya Perguruan Syahbandar ini merupakan silsilah yang bersumber dari R. Mama Karta.


Jika merujuk pada keterangan yang termuat pada salah satu surat kabar yang sempat memuat informasi Perguruan, Ilmu Syahbandar ini dipelajari oleh Nano Priyatna sejak tahun 1940, konon ilmu tersebut dikembangkan oleh sekelompok pendekar dari berbagai daerah antara lain dari Aceh, Banten Bengkulu, Ponorogo dan Minangkabau.


Adapun tokoh yang juga turut berperan aktif didalam mengembangkan perguruan Syahbandar diawal pendiriannya ini ialah Made Jagad, pada saat itu ia merupakan Pelatih Utama yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Rayon di Jakarta Selatan. Selain Made Jagad, dalam silsilah perguruan terdapat juga tokoh-tokoh lain yang segaris dengan Made Jagad dan merupakan murid yang diasuh langsung oleh Nano Priyatna diantaranya adalah:

  1. Acep

  2. Iskandar

  3. Edi Sutara

  4. Djaini Mansur

  5. Mugeni

  6. Karwoyo

  7. Sarmili

  8. Enggal

  9. Nimas

  10. Bidin


Berdasarkan silsilah lanjutan perguruan terdapat garis penerus dari jalur Edi Sutara dan Mugeni. Pada jalur silsilah Mugeni memiliki 4 tokoh penerus yang merupakan garis sejajar diantaranya : Eman, Iwan, Yamin dan Andi .


Selanjutnya dari jalur penerus dibawah Andi ini memiliki 5 tokoh penerus yang merupakan garis sejajar diantaranya:

  1. Slamet Mulyanto

  2. Jamhari

  3. Margono

  4. A. Latif

  5. Amanto


Sementara didalam silsilah jalur yang dibawa oleh Edi Sutara ini memiliki hubungan garis penerus yang terhubung juga kepada Slamet Mulyanto, sehingga dapat dikatakan bahwa Slamet Mulyanto memperoleh 2 garis dari jalur Edi Sutara dan Mugeni.


Selain tercatat sebagai Dewan Pendekar pada rayon bekasi peran Slamet Mulyanto juga tercatat sebagai Dewan Pendekar dididaerah atau rayon Tangerang. Dalam keterangan yang diperoleh dari pihak keluarga Bapak Slamet Mulyanto yaitu dari anaknya yang bernama Muhammad Chandra disampaikan bahwa beliau dilahirkan pada tanggal 30 Desember 1961 dan wafat pada 15 Maret 2018 (Berusia 57 Tahun), didalam arsip perguruan didaerah bekasi nama lain dari Bapak Slamet Mulyanto dikenal juga dengan sebutan nama Slamet Mujiarto.


Selain dijelaskan didalam arsip perguruan yang terdapat didaerah Bekasi mengenai silsilah Syahbandar Indonesia, terdapat juga keterangan lain dari sejarah Syahbandar yang dimuat didalam arsip perguruan didaerah Tangerang.


Didalam arsip Perguruan daerah Tangerang para sesepuh-sesepuh Perguruan yang terdiri dari tingkat Dewan Pendekar, Dewan Pembina dan Dewan Pelatih mencatatkan dan menghormati ke 7 tokoh Pendekar Banten yang diyakini juga merupakan bagian dari para tokoh-tokoh pendiri dari Syahbandar, adapun tokoh-tokoh yang namanya tertuliskan dalam arsip Perguruan diantaranya sebagai berikut :

  1. Raden Mama Karta, Cianjur.

  2. Syekh Muhyi, Pamijahan.

  3. Syekh Kurdi, Pamijahan.

  4. Ki Romli, Caringin – Banten.

  5. Ki Asnawi, Caringin – Banten.

  6. Eyang Idris

  7. Kyai Muhammad Husaeri


Perguruan Ilmu Beladiri Tenaga Dalam Syahbandar ini terbuka untuk umum sejak pendiriannya sampai dengan saat ini, dari penamaan perguruan Syahbandar ini sendiri dimaknai oleh Nano Priyatna persis seperti sebuah pelabuhan yang terbuka untuk semua jenis kapal, biasanya ilmu tenaga dalam itu hanya bisa dipelajari oleh orang-orang tertentu dan dalam satu golongan agama tertentu pula, sedangkan Syahbandar ini tidak seperti itu.


Perguruan Ilmu Beladiri Tenaga Dalam Syahbandar ini benar-benar berfungsi bak pelabuhan, jika kapal-kapal itu sudah masuk dan berlabuh, lalu ketika pergi semua sudah terisi dengan muatan. Menurut Nano Priyatna, Perguruan Ilmu Beladiri Tenaga Dalam Syahbandar ini berbeda dengan ilmu-ilmu dari perguruan lainnya, Syahbandar sendiri sangatlah sederhana dan hanya terdapat 6 tingkatan, dari setiap tingkatannya tersebut hanya membutuhkan waktu selama 6 bulan, meskipun demikian namun seluruh tingkatan tersebut haruslah didasari oleh kesabaran dalam mencapainya.

Adapun tahap atau 6 tingkatan itu diantaranya sebagai berikut:

1. Tahap Dasar

2. Pemantapan

3. Keterampilan

4. Pendalaman

5. Pengembangan

6. Pengamalan


Dalam perkembangannya sampai dengan tahun 1993 organisasi/perguruan ini telah memiliki 3 sekretariat utama yang berlokasi dialamat sebagai berikut:

  1. Jln. Nusantara raya, No.115 Depok Utara 16421 – Depok.

  2. Jln. Kincir Lama VIII No. 15 Cengkareng Bedeng / Cengkareng Timur, 11730 – Jakarta Barat.

  3. Jln. Margasatwa No. 47 Ragunan, Pasar Minggu – Jakarta Selatan.


Diperkirakan pada tahun 1999 yang juga bertepatan dengan tahun wafatnya Guru Besar dari Syahbandar yaitu Abah Nano Priyatna, keberadaan Perguruan Ilmu Beladiri Tenaga Dalam Syahbandar ini tidak lantas begitu saja berakhir, namun justru perguruan ini tengah mengalami perkembangannya yang cukup pesat dibeberapa daerah di Indonesia.


Tersebarnya perguruan ini kesetiap daerah telah dibawa dan dipengaruhi perkembangannya oleh para Dewan Pendekar dan Pelatih yang pada saat itu kebetulan bertempat tinggal diluar daerah dan telah membuka pelatihan dikediamannya masing-masing.


Atas dasar komitmen yang sama dari seluruh Dewan Pendekar dan Pelatih yang tersebar keseluruh daerah di Indonesia telah bersepakat untuk tetap meneruskan dan melestarikan keberadaan dari Perguruan Syahbandar disetiap daerahnya masing-masing.


Diperkirakan sejak tahun 1999 didalam masa perkembangannya dari Perguruan Ilmu Beladiri Tenaga Dalam Syahbandar yang berada disetiap daerah atau rayon seusai wafatnya dari Guru Besar Abah Nano Priyatna, dalam kegiatan pelatihannya telah berjalan secara masing-masing, sehingga secara umum perguruan yang ada disetiap daerah ini tidak lagi menginduk dalam pemusatan kegiatan pelatihannya di Jakarta, oleh sebab itu maka kondisi inilah yang kemudian diyakini oleh setiap pewaris Perguruan dan para penerus perguruan yang berada disetiap daerah sebagai awal mula dari berkembangnya keberagaman teknik yang ada disetiap daerah sampai dengan saat ini.


Secara umum dapat kita temui sampai dengan saat ini bahwa dalam perkembangannya disetiap daerah terdapat penggunaan lambang perguruan dengan warna dasar kuning yang sama dan penggunaan nama Syahbandar itu sendiri sebagai nama perguruan yang tidak berubah.


Segala bentuk keragaman yang terjadi selama ini disetiap daerah telah menjadi suatu bentuk penghormatan kepada para Dewan Pendekar dan para Pelatih-pelatih terdahulu yang telah berjasa dalam menyebarluaskan, memajukan dan melestarikan perguruan Syahbandar disetiap daerahnya masing-masing.


Menyikapi dengan bijak atas kondisi yang terjadi itu maka seluruh pengurus perguruan yang ada saat ini dan tersebar disetiap daerah di Indonesia, senantiasa tetap menjujung tinggi semangat rasa persaudaraan antar sesama Perguruan Syahbandar untuk saling menghargai perbedaan yang terjadi satu sama lain.


Meskipun ditemukan adanya persamaan mendasar yang terdapat disetiap daerah menyangkut dengan penggunaan atribut perguruan (lambang, seragam dan identitas) yang ada, hal ini bukan berarti setiap daerah yang ada bertanggung jawab juga terhadap daerah lainnya, karena didalam status keberadaannya dari setiap perguruan yang telah tersebar kemasing-masing daerah saat ini telah menjalankan asas otonomi perguruannya secara terpisah dan sepenuhnya dijalankan secara independen (berdiri sendiri).


Tanggung jawab yang sama-sama dimiliki oleh setiap Perguruan Ilmu Beladiri Tenaga Dalam Syahbandar yang tersebar diseluruh daerah di Indonesia ini, secara umum adalah tanggung jawab untuk menjaga nama baik dari Pencak Silat dan khususnya adalah tanggung jawab untuk menjaga nama besar dari perguruan dan aliran Syahbandar itu sendiri. Sehingga dapat kita simpulkan bersama-sama, bahwa dalam kondisi yang demikian, maka setiap pengurus yang berada didaerah atau rayon berhak untuk menetapkan secara otonom sepenuhnya rancangan dari AD-ART (Anggaran Dasar – Anggaran Rumah Tangga) dan Kurikulum Perguruannya dengan tetap bersifat independen tanpa mencampuri ketetapan yang telah disepakati dan diputuskan oleh setiap Dewan Pendekar, Pembina dan Pelatih dimasing-masing daerah yang ada saat ini.


Dalam perjalanan perkembangannya dari Perguruan Ilmu Beladiri Tenaga Dalam Syahbandar yang ada saat ini disetiap daerah mudah untuk dapat kita bedakan bersama-sama. Bahwa dalam perkembangannya disetiap daerah telah bersepakat untuk menambahkan nama rayon atau daerah dibelakang nama Syahbandar, sehingga hal tersebut menjadi ciri khas pembeda dan juga identitas tersendiri dari Syahbandar yang berkembang didaerah tersebut.


Dalam perkembangannya diketahui bahwa perguruan Syahbandar ini telah tersebar keberbagai daerah-daerah yang ada di Indonesia selain berada didaerah Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan juga Depok (Jawa Barat), perguruan ini juga telah berkembang hingga kedaerah Tangerang Raya (Banten) meliputi Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Bogor (Jawa Barat), Bekasi (Jawa Barat), Bojonegoro (Jawa Timur), Bandar Lampung (Lampung) dan Bungo (Jambi) serta daerah-daerah lainnya yang masih belum banyak terkonfirmasikan.


Dalam perkembangannya disetiap daerah yang ada di Indonesia, perguruan ini memiliki beragam sebutan atau penamaan diantaranya didaerah Jakarta Barat disebut dengan Sanggar Silat Syahbandar, didaerah Tangerang (Banten) dan Bogor (Jawa Barat) dikenal dengan sebutan Perguruan Silat Tenaga Dalam Syahbandar, sementara didaerah bekasi dikenal dengan sebutan Perguruan Beladiri Olah Fisik Tenaga Dalam Syahbandar, didaerah Lampung dikenal dengan penamaan IBD (Ilmu Bela Diri) Syahbandar, didaerah Bungo (Jambi) dikenal dengan sebutan Pencak Silat Tenaga Dalam IBD (Ilmu Bela Diri) Syahbandar.


Perguruan Ilmu Beladiri Tenaga Dalam Syahbandar yang didirikan oleh Abah Nano Supriyatna yang tersebar diseluruh Indonesia ini secara umum tergabung kedalam wadah perhimpunan antara perguruan tradisional aliran sabandar yang bernama KBAS (Keluarga Besar Aliran Sabandar). Berikut ini beberapa perguruan-perguruan aliran sabandar lainnya yang juga merupakan bagian dari KBAS (Keluarga Besar Aliran Sabandar) di Indonesia, yaitu:


  1. Pencak Silat Tradisional Mustika Siliwangi

  2. Perguruan Pencak Silat Pusaka Sabandar

  3. Perguruan Pencak Silat Syahbandar Karimadi Pelabuhan Ratu

  4. Perguruan Seni Beladiri Pencak Silat Sabandar Karimadi – Mustika Panca Muka

  5. Perguruan Pencak Silat, Seni Beladiri Elang Samudera – Sabandar

  6. Riyadhul Hikmah Sukma Rasa

  7. Seni Beladiri Pencak Silat Aliran Sabandar – Solih Batin

  8. Gerak Panca Tunggal – Jurus 5 Syahbandar

  9. PS Wangsa Kencana Sukabumi

  10. Gendang Pencak Harbelt Putih – Depok Jawa Barat

  11. Perguruan Seni Beladiri Pencak Silat Sabandar Karimadi – Bogor

  12. Sedulur Serantau Cikarang

  13. Perguruan Pencak Silat – Sabandar Panca Sukma

  14. Perguruan Pencak Silat – Shandika (Satria Kendhali Murka)

  15. Perguruan Pencak Silat – KSM (Ksatria Sabandar Muda), Sabandar Cianjur

  16. Perguruan Panca Sukma Siliwangi Indonesia

  17. Perguruan Panca Raga Indonesia

  18. Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia

Dan Perguruan-Perguruan Aliran Sabandar lainnya yang belum tersebutkan atau terkonfirmasi kan. (Sumber : KBAS).



B. SEJARAH AWAL DI TANGERANG


Perguruan Silat Tenaga Dalam Syahbandar – Tangerang, yang terbentuk pada tahun 1995 semula merupakan bagian dari Rayon 5 Perguruan Ilmu Beladiri Tenaga Dalam Syahbandar yang berpusat di Jakarta. Terbentuknya perguruan ini didaerah Tangerang pada awalnya dipimpin oleh salah seorang Dewan Pendekar yang bernama Samsudin (Pak Chi), terbentuknya Perguruan Silat Tenaga Dalam Syahbandar – Tangerang ini berada disebuah lingkungan pendidikan yaitu tepatnya dilingkungan SPG (Sekolah Pendidikan Guru) Tangerang yang pada saat itu berubah menjadi SMUN 5 Tangerang dan saat ini sekolah tersebut telah berganti nama menjadi SMAN 6 Kota Tangerang.


Awal mula terbentuknya Perguruan Syahbandar yang berada didaerah Tangerang ini diajarkan secara terbatas untuk kalangan guru-guru saja disekolah, setelah dilakukan pengembangan terhadap kurikulum pelatihannya dengan menyesuaikan kebutuhan pendidikan dan pelatihan Pencak Silat disekolah, barulah pada saat itu dibuka kesempatan untuk dapat diajarkan kepada para siswa.


Dibuatnya pengembangan-pengembangan jurus yang ada pada saat itu bertujuan untuk membedakan tingkat penguasaan atau kemahiran Pencak Silat kepada para siswa yang telah dianggap mampu untuk mengendalikan dirinya dengan penuh rasa bertanggung jawab, sehingga hal ini dapat menghindari dari penyalahgunaannya yang sembarangan dan dapat berakibat fatal atau berbahaya bagi diri sendiri dan terutama bagi orang lain.


Adapun tujuan dibentuknya Perguruan Silat Tenaga Dalam Syahbandar – Tangerang ini adalah :

  1. Pembinaan pada manusia yang berdisiplin tinggi,

  2. Pengembangan Perguruan Silat Tenaga Dalam Syahbandar,

  3. Memiliki semangat untuk menggali salah satu kebudayaan bangsa Indonesia (Pencak Silat).


Selain tujuan tersebut Perguruan Silat Tenaga Dalam Syahbandar – Tangerang, memiliki motonya tersendiri yaitu ;

"Kekuatan tanpa didasari rasa taqwa, tangguh, tanggap, trengginas dan akhlakul karimah adalah kezaliman dan taqwa, tangguh, tanggap, trengginas dan akhlakul karimah tanpa adanya kekuatan adalah kelemahan".


Berdasarkan dari ketiga tujuan dan motonya tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa pelaksanaan dari Perguruan Silat Tenaga Dalam Syahbandar – Tangerang ini adalah untuk meningkatkan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, membekali anggota dengan pembelaan diri yang berdisiplin tinggi dan mempererat tali persaudaraan serta melestarikan warisan budaya leluhur bangsa Indonesia.


Adapun didalam sejarah terbentuknya Perguruan Silat Tenaga Dalam Syahbandar – Tangerang ini diprakarsai oleh tokoh-tokoh guru sebagai berikut :

  1. Samsudin (Pak Chi) - (Ketua Dewan Pendekar)

  2. Adang Gani (Dewan Pendekar)

  3. Suwardi (Dewan Pendekar)

  4. Drs. Soetrisno (Dewan Pembina)

  5. Dra. Saarah (Dewan Pembina)

  6. Drs. Asikin (Dewan Pembina)

  7. Drs. Bob PM Paloe (Dewan Pembina)


Secara umum tokoh-tokoh yang memprakarsai terbentuknya Perguruan Silat Tenaga Dalam Syahbandar – Tangerang yang selanjutnya disingkat menjadi PSTD Syahbandar – Tangerang diatas, mayoritas merupakan Guru-Guru yang bertugas dilingkungan SMAN 6 Kota Tangerang pada saat itu, sehingga atas dasar hal tersebut dan melalui musyawarah bersama dari para Dewan Pendekar dan Dewan Pembina pada saat itu maka SMAN 6 Kota Tangerang ditetapkan sebagai pusat dari latihan perguruan Syahbandar yang berada didaerah Tangerang.


Dalam perjalanannya kedudukan SMAN 6 Kota Tangerang sebagai sekretariat dan pemusatan pelatihan perguruan berlangsung selama kurang lebih 19 tahun, yaitu sejak tahun 1995 sampai dengan tahun 2014. Status kedudukan sekolah tersebut sebagai pemusatan latihan perguruan berakhir seiring dengan berakhirnya dari masa tugas atau memasukinya masa pensiun para Dewan Pendekar dan Dewan Pembina sebagai Guru ASN - PNS disekolah tersebut.


Melanjutkan dari pemusatan perguruan yang sebelumnya berada dilingkungan SMAN 6 Kota Tangerang, dengan mempertimbangkan berdasarkan hasil musyawarah bersama antara Dewan Pendekar, Dewan Pembina dan Dewan Pelatih yang ada, maka pada tahun 2014 status kedudukan pusat perguruan telah dilanjutkan dan ditetapkan berada didaerah Sepatan – Kabupaten Tangerang, yaitu tepatnya berada dirumah kediaman dari Kak Adjie (Pujiono Kaspriyohadi) yang merupakan Ketua Dewan Penanggung Jawab Perguruan.

Adapun lokasi tersebut beralamatkan di Komplek Perumahan GMP (Graha Mutiara Permai) 2, Jl. Mawar Raya Blok L, No.75, RT/RW.004/008, Desa Karet, Kec. Sepatan (Cadas), Kabupaten Tangerang – Banten. Penetapan status kedudukan pusat perguruan ini ditetapkan sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan, oleh sebab itu sehingga apabila terjadi perubahan dikemudian waktu akan kembali dimusyawarahkan bersama oleh para Dewan Pendekar, Dewan Pembina dan Dewan Pelatih pada periode selanjutnya.


Sejak terbentuknya PSTD Syahbandar – Tangerang pada tahun 1995 sampai dengan saat ini, telah mengalami perkembangannya yang cukup pesat dilingkungan pendidikan khususnya, yaitu melalui sekolah-sekolah yang berada didaerah Tangerang.

PSTD Syahbandar – Tangerang telah mengisi berbagai bentuk kegiatan Pencak Silat Tradisional dibeberapa sekolah baik disekolah negeri maupun sekolah swasta hingga pesantren dan lingkungan masyarakat dalam perannya untuk mengisi kegiatan ekstrakurikuler sekolah maupun dalam bentuk muatan lokal pada mata pelajaran Pencak Silat dan kegiatan remaja masjid dilingkungan masyarakat setempat.


Dalam perkembangannya para pesilat yang telah terlatih dengan cukup baik juga diikutsertakan kedalam berbagai event pertandingan prestasi cabor Pencak Silat sebagai atlet antar pelajar baik yang diselenggarakan dalam ajang penjenjangan oleh Pemerintah dan ajang pemasalan oleh Institusi Perguruan Tinggi (Universitas).


PSTD Syahbandar – Tangerang saat ini memiliki penetapan jurus-jurus bakunya ke dalam perguruan yang terdiri dari jurus-jurus sebagai berikut:

a. 31 Jurus Tenaga dalam Syahbandar

b. Teknik Olah Pernafasan

c. Teknik Ban-Banan

d. Teknik Dasar & 21 Teknik Gerakan Tendangan

e. 3 Jurus Rangkaian (Garuda Pakuan, Kembang Tjmande, dan Bunga Syahbandar atau Kembang Taji).

f. Serta Teknik Lanjutan dan Jurus Rahasia Perguruan.



C. SEJARAH AWAL DI PAMULANG (KOTA TANGERANG SELATAN)


Perguruan Syahbandar – Tangerang berkembang didaerah Pamulang, Kota Tangerang Selatan, pada tahun 2021. Pencak Silat ini mulai diperkenalkan dalam rangka kegiatan peringatan hari Guru Nasional dilingkungan SMPN 18 Kota Tangerang Selatan, yaitu tepatnya pada tanggal 25 November 2021 bersamaan dengan perpaduan pertunjukan seni tari dilingkungan sekolah tersebut.


Perhatian terhadap penyelenggaraan pencak silat untuk dilingkungan sekolah juga mendapatkan apresiasi dan dukungan oleh Pengawas Sekolah yaitu Ibu Hj. Elys Salatun Qodhariyah, M.Pd. dan Bapak Dadi Kusnadi, M.Pd. selaku Kepala Sekolah pada saat itu yang juga aktif dalam berbagai urusan dan kegiatan keolahragaan di KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Kota Tangerang Selatan.


Berselang setahun dari penampilan tersebut untuk pertama kalinya perguruan ini membuka kegiatan latihan perdananya untuk angkatan pertama pada tanggal 6 Agustus 2022. Jika dibandingkan antara waktu perkenalan dan pembukaan latihan perdananya terbilang berjarak waktu yang cukup lama, hal ini disebabkan oleh kondisi yang terjadi pada saat itu merupakan kondisi Pandemi Covid 19, sehingga kondisi sosial masyarakat pada saat itu masih dalam kebijakan pembatasan sosial untuk berbagai kegiatan oleh pemerintah termasuk salah satunya adalah kebijakan mengenai pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dilingkungan sekolah.


Pada hari Sabtu, tanggal 6 Agustus 2022, kegiatan perkenalan Pencak Silat kembali dilakukan dilingkungan SMPN 18 Kota Tangerang Selatan yang juga bertepatan dengan latihan perdananya dengan mengundang para anggota senior yang merupakan alumni dari SMKN 4 Kota Tangerang dan merupakan murid langsung dari Kak Resdiono (Ares) , diantaranya yang pada saat itu hadir dan ikut serta memperkenalkan Syahbandar Tangerang adalah

  1. Kak Odillo Febrian Mahergya,

  2. Kak Satria Adinata

  3. Kak M. Riza Amrillah.


Perkembangan Syahbandar sebagai salah satu bagian dari ekstrakurikuler sekolah mulai aktif mengambil peranannya didalam setiap pertunjukan pentas seni sekolah dan berbagai macam kegiatan pertunjukan seni beladiri. Selanjutnya upaya untuk memajukan dan mengembangkan seluas-luasnya perguruan ini terus dilakukan termasuk salah satunya adalah upaya untuk dapat tergabung kedalam bagian dari keanggotaan IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) Kecamatan Pamulang dan Kota Tangerang Selatan sebagai perguruan dengan jenis Kekhususan Pencak Silat pada kategori Pencak Silat Seni Tradisi. Upaya lain yang dilakukan adalah dengan bekerjasama antar perguruan Pencak Silat yang berada didaerah Pamulang sebagai bagian dari silaturahmi antar perguruan.


Berikut ini adalah beberapa siswa-siswi yang tercatat sebagai angkatan pertama Syahbandar – Tangerang dilingkungan SMPN 18 Kota Tangerang Selatan :

  1. Dafi Maulana Yusuf

  2. Najwa Fathiah Zulfah

  3. Annisa Swastika Fitri

  4. Rayhana Atma Rianti

  5. Anandya Saka Cahyo P.

  6. Lionel Torerando

  7. Syifa Aprilia

  8. Armand Mushaf Ramadhan

  9. Nuralin

  10. Rifa Nabila Safitri

  11. Wahyu Anggara

  12. Siti Masitoh

  13. Sapina Adezhia Meka

  14. Salsabila Putri

  15. Alimah Nasywa Istiqomah




12 views0 comments
bottom of page